PANGLIMA Perang (Panglima Damai) Dayak, Edy
Barau, mengatakan, motif yang digunakan masyarakat Dayak, khususnya Dayak Iban
untuk mengukir pada tubuh berhubungan erat dengan kehidupan alam (hutan).
Dengan demikian, motifnya ada yang
berasal dari binatang maupun tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah yang semua
memiliki arti dan makna bagi masyarakat Dayak.
Menurut Edy, ada tujuh bentuk motif
tato yang berhubungan erat dan sering digunakan masyarakat Dayak Iban. Selain
motif, tempat atau lokasi untuk diukirkan gambar juga tidak bisa sembarangan.
Ketujuh bentuk motif itu di
antaranya, motif rekong, bunga terong, ketam, kelingai, buah andu, bunga
ngkabang (tengkawang) dan bunga terung keliling pinggang yang masing-masing
memiliki makna.
Ia memaparkan, tato atau ukir rekong
biasanya diukirkan di leher. Bagi masyarakat Dayak Iban seseorang yang
mendapatkan ukiran rekong adalah orang yang mempunyai kedudukan masyarakatnya,
seperti Timanggong/Temanggung dan Panglima atau orang yang di-tua-kan di
kampung halamannya sendiri maupun di tempat merantau.
Motif Rekong, lanjut Edy,
berbeda-beda bentuknya karena disesuaikan dengan jabatan dan kedudukan. Selain
itu, antara sub suku Dayak yang satu dengan yang lainnya juga memiliki bentuk
motif yang berbeda tapi memiliki makna yang sama.
Motif rekong dapat berupa sayap
kupu-kupu, kalajengking merayap dan kepiting. Intinya cenderung berbebtuk motif
binatang.
Masyarakat Dayak yang biasanya tato
rekong di leher adalah Dayak Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Iban. Sementara
masyarakat Dayak biasa yang tato rekong di leher akan dikenakan sanksi atau
hukuman adat, namun untuk sekarang ini tidak lagi karena ada sebagian
memandangnya sebagai seni, ucapnya.
Motif lainnya adalah Bunga terong
merupakan bunga kebanggaan masyarakat Dayak Iban. "Bunga terong sudah
naik, orang itu sudah profesional, kalimat itu sering diucapkan masyarakat
Iban. Karena terong itu kebanggaan masyarakat Iban. Terong juga memberi makna
pangkat/kedudukan sebab umumnya letak pertama ada di bahu," tuturnya
kepada Tribun.
Bentuk motif dan jenis bunga terong
ada berbagai macam dan letaknya juga berbeda. Ada yang tato terong dan
meletakannya di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga mengukir
seluruh tubuhnya dengan bunga terong. Bunga terong ada yang bersayap enam, dan
ada yang delapan. " Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga
terong keliling pinggang biasanya delapan buah berarti orang itu sudah plor
atau penuh atau sudah puas merantau," ujarnya.
Sementara motif kelingai melambangkan
binatang yang ada di lubang tanah memberikan arti hidup kita tidak terlepas
dengan alam atau bumi. Motif kelingai biasanya diletakan di paha atau betis.
Demikian motif ketam juga memberikan
arti hidup selalu menyentuh dengan alam. Meski begitu, ketam biasanya diletakan
pada tubuh bagian punggung atau tepatnya dibelakang punggung. Sedangkan motif
buah andu dan bunga ngkabang atau bunga tengkawang melambangkan sumber
kehidupan. Buah tengkawang merupakan bunga yang paling banyak di kampung
masyarakat Iban dan ditatokan di atas perut. Motif buah andu pada umumnya
diukirkan di belakang paha, yang memberi arti, ketika merantau kita selalu
berjalan jauh dan buah andu sebagai makanan untuk menyambung hidup, pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar